Karena saya dibesarkan di Probolinggo, sebagai salah satu kota penghasil bawang merah (bawang putih tidak ada karena kalah daya saingnya dengan bawang putih import dari negeri bambu), ada kalanya saat panen bawang merah harganya jatuh (murah sekali) dan sering mami saya diberi bawang merah dalam jumlah banyak, bahkan sampai dibagi ke teangga atau kenalan. Saat saya dewasa, saya mulai sadar bahwa rejeki, tidak melulu mengenai uang yang kita peroleh dengan bekerja, tetapi berkat Tuhan muncul lewat tangan banyak orang, seperti bawang merah ini.
Kembali ke laptop, ada kalanya ada banyak kembang bwang (bunga bawang merah) yang diambil petani (karena memang yang mau diambil umbi bawang merahnya, bukan hasil dari bunganya), sehingga kami juga sering dapat kembang bawang ini. Awal saya di Surabaya, saya merindukan sayur ini, dengan rasa khas bawang dan tekstur yang crunchy/kriuk, dan tampaknya sayur ini sudah mulai banyak beredar di Surabaya, sehingga saya bisa bernostalgia dengan masakan rumah.
Bahan:
3 siung bawang putih iris tipis
5 siung bawang merah iris tipis
Seruas lengkuas geprek dan 2 lembar daun salam (bisa skip, saya skip)
5 sdm kecap
1 sdt garam
1 sdt gula
Saya ada putih telur rebus (sisa orderan pastel tutup yang Cuma pakai kuning telurnya saja)
Kembang bawang potong dan buang bagian bawah, cuci dan potong sekitar 2 cm
Cara:
- Tumis bawang putih, bawang merah dan salam lengkuas hingga harum
- Tumis kembang bawang, masukkan putih telur, dan bumbu lain
- Masak hingga matang
Karena hubby ngga suka sayur yang masih crunchy, dimasah sampai layu, saya pribadi suka yang masih segar, jadi terasa kriuk. Putih telur enak juga diganti tahu atau kerang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar