Sakduluran saklawase, tema yang diunggah reuni kali ini yang diadakan Sabtu, 17 november 2018 yang lalu. Awalnya tidak ada rencana, hanya berawal postingan 1 teman yang hanya post tentang acara reuni dan langsung membuat grup chatting dan tiba-tiba ada kesepakatan agar reuni dilaksanakan.
Sudah menemukan tanggal acara, tempat, besaran biaya yang harus dibayar, saat memikirkan acara langsung pusing, siapa MC nya, acara seperti apa dll. Tiba-tiba ada yang urus acara, bahkan untuk MC sempat ganti orang. Dekor juga ala kadarnya, sederhana saja. Fotobooth menggunakan jasa lokal untuk kemudahan dan biaya.
Singkat cerita tiba di hari acara reuni. Siang harinya kami berkumpul sebentar sambil ngobrol-ngobrol mempersiapkan game dan sedikit beberes. Sore hari saat acara di undangan jam 5 sore hanya 1 peserta yang datang. Ada teman datang langsung disorak, salam khas anak muda dulu dan langsung cair suasananya, sama sekali diluar bayangan, yang dikira bakal jaim setelah 18-21 tahun tidak bertemu.
Masuk ke acara reuni, diawali sharing dari Mimi mengenai perjuangannya melawan sakitnya dengan bantuan moril, spiritual dll dari sahabat-sahabat. Ada juga cerita kisah sukses dari beberapa teman. Satu hal yang melekat, "kita tidak boleh marah pada Tuhan, kita harus jalani prosesnya". Benar-benar menjadi penyemangat baru untuk semua yang hadir.
Lalu acara berlanjut ke acara bebas sambil makan malam dan lanjut game. Peserta yang yang hadir dibagi menjadi 3 kelompok dan akan berkelompok selama game. Ada 3 game dengan bahan sederhana, gelas plastik saja, yang penting happy, kompak. Lalu lanjut acara bebas sambil nyanyi dan dan foto-foto.
Saya sangat terharu, bangga dan bahagia memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa. Suka membantu tanpa pamrih, saling mendukung, dan solidaritas yang tinggi. Bahkan ada seorang teman yang langsung menawarkan tempatnya untuk reuni berikutnya. semoga anak cucu kita juga bisa merasakan persahabatan seperti kita. Yang tumbuh dewasa bersama dan tetap saling bersahabat, walau jarak memisahkan. Karena semua tentang kualitas bukan kuantitas.
Sudah menemukan tanggal acara, tempat, besaran biaya yang harus dibayar, saat memikirkan acara langsung pusing, siapa MC nya, acara seperti apa dll. Tiba-tiba ada yang urus acara, bahkan untuk MC sempat ganti orang. Dekor juga ala kadarnya, sederhana saja. Fotobooth menggunakan jasa lokal untuk kemudahan dan biaya.
Singkat cerita tiba di hari acara reuni. Siang harinya kami berkumpul sebentar sambil ngobrol-ngobrol mempersiapkan game dan sedikit beberes. Sore hari saat acara di undangan jam 5 sore hanya 1 peserta yang datang. Ada teman datang langsung disorak, salam khas anak muda dulu dan langsung cair suasananya, sama sekali diluar bayangan, yang dikira bakal jaim setelah 18-21 tahun tidak bertemu.
Masuk ke acara reuni, diawali sharing dari Mimi mengenai perjuangannya melawan sakitnya dengan bantuan moril, spiritual dll dari sahabat-sahabat. Ada juga cerita kisah sukses dari beberapa teman. Satu hal yang melekat, "kita tidak boleh marah pada Tuhan, kita harus jalani prosesnya". Benar-benar menjadi penyemangat baru untuk semua yang hadir.
Lalu acara berlanjut ke acara bebas sambil makan malam dan lanjut game. Peserta yang yang hadir dibagi menjadi 3 kelompok dan akan berkelompok selama game. Ada 3 game dengan bahan sederhana, gelas plastik saja, yang penting happy, kompak. Lalu lanjut acara bebas sambil nyanyi dan dan foto-foto.
Saya sangat terharu, bangga dan bahagia memiliki sahabat-sahabat yang luar biasa. Suka membantu tanpa pamrih, saling mendukung, dan solidaritas yang tinggi. Bahkan ada seorang teman yang langsung menawarkan tempatnya untuk reuni berikutnya. semoga anak cucu kita juga bisa merasakan persahabatan seperti kita. Yang tumbuh dewasa bersama dan tetap saling bersahabat, walau jarak memisahkan. Karena semua tentang kualitas bukan kuantitas.
Bersama kalian, yang kita melewati masa remaja bersama dengan segala dinamikanya, hidup ini jadi berwarna. Super kangen dengan bahasa Probolinggo yang campuran Madura dan ngga ada di kota lain.
Sudah beberapa bulan berlalu sejak acara, tapi masih lekat di ingatan serunya, ramenya, hebohnya, happynya ketemu kalian. Beneran walau lama ngga ketemu, awalnya canggung tapi bisa langsung membaur beberapa menit kemudian.
Ada 1 foto yang blur, bukan karena kameraman yang bergerak tapi itu jadi salah satu kegiatan khas, puk tumpuk.... Dan korban lolos kali ini... Ya, memang usia kami tidak lagi muda, tampak kan dari rambut yang mulai memutih, kerutan di wajah saat tertawa, pipi yang mulai turun tapi semangat kami masih muda. Pekerjaan kami beraneka ragam dari ibu rumah tangga, pegawai swasta, wirausahawan dengan berbagai bidang berbeda. Agama dan warna kulit kami juga beragam, tapi kami 1 alumni dan itu yang menyatukan hati kami.
Reuni kali ini beneran buat semangat, bagaimana tidak, teman-teman dari berbagai daerah hadir, ada yang dari Jakarta, Balikpapan, Surabaya, Sidoarjo, Bali, Malang, Kediri, dan Probolinggo tentunya. Ada juga sharing dari Mimi melawan sakitnya dengan dukungan teman teman dan sharing Yoko dan Yoyo dalam pekerjaan.
Semoga kita semua sehat dan sampai reuni-reuni berikutnya dengan ide-ide kreatif lainnya.
Ini nih panitia reuni yang berisi emak-emak estewe kurang cik @herlinaprasetya19 yang walaupun semua punya tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, bekerja, dan dari 6 orang ini 4 diantaranya berada di luarkota. Bahkan MC nya dari ibu kota lho, sempatkan ketemuan dengan artis MC dari Surabaya di Jakarta. Bener-bener happy kerjasama ama kalian yang panggil aq dengan komandan wkwkwk 😆😋😆😆😚🤗 Walau dulu ngga akrab bener eeee sekarang malah jadi akrab. Dan malah suasana dan keakraban tetap terjalin cukup baik dengan saling dukung saat ada yang butuh dukungan.
Dan satu lagi, emak-emak ini ngga kalah ama bapak-bapak ya, kita berhasil dorong MC @john_paulradja saat foto, yang beneran ngga nyangka bakal didorong ama emak-emak heboh ini.
Yang berhalangan hadir reuni 2018, next reuni diusahakan datang ya.
Keseruan baksos yang lalu hasil kesepakatan, kelebihan dana untuk kas dan disumbangkan. Kami berangkat pagi dan macet, sampai tujuan kemi melihat suasana yang teduh, sangat mengingatkan pada masa kecil, lantai yang dingin, bentuk bangunannya, keramahan para suster. Kesimpulannya bersyukurrrrr, bisa nyampai dan melaksanakan tugas dari teman-teman berbagi dengan yang membutuhkan. Walau semua serba mepet, komputer baru dapat akhir Desember, beberapa perlengkapan dibeli mepet- epet, jalanan macet, tapi banyak juga berkatnya, ibu Dorkas bisa juga main elektronik jadi proses pemasangan berjalan lebih cepat.
Sehari sebelum berangkat si kecil tanya, mi, abis kasih komputer kita dapat apa? Hmmmm tampaknya di pemikirannya saat kita memberi kita mendapatkan, langsung si mami cerita panjang kali lebar. Intinya, kita diberkati untuk jadi berkat. Berkat/rejeki tidak akan pernah tertukar/salah alamat, semua sesuai porsinya, kita kejar belum tentu dapat. Yang terpenting adalah usaha keras dan berdoa.
Wisma Myriam adalah asrama putri di daerah Kepanjen, Malang milik yayasan Santa Perawan Maria, sama dengan yayasan di mana saya bersekolah dari TK-SMU. Asrama ini menampung juga beberapa anak SMP-SMU yang putus sekolah karena masalah biaya, anak-anak yang ingin sekolah ditawarkan sekolah sampai SMU dan setelah lulus mereka bisa kembali ke kampung halaman, biaya ditanggung yayasan.
Keseruan baksos yang lalu hasil kesepakatan, kelebihan dana untuk kas dan disumbangkan. Kami berangkat pagi dan macet, sampai tujuan kemi melihat suasana yang teduh, sangat mengingatkan pada masa kecil, lantai yang dingin, bentuk bangunannya, keramahan para suster. Kesimpulannya bersyukurrrrr, bisa nyampai dan melaksanakan tugas dari teman-teman berbagi dengan yang membutuhkan. Walau semua serba mepet, komputer baru dapat akhir Desember, beberapa perlengkapan dibeli mepet- epet, jalanan macet, tapi banyak juga berkatnya, ibu Dorkas bisa juga main elektronik jadi proses pemasangan berjalan lebih cepat.
Sehari sebelum berangkat si kecil tanya, mi, abis kasih komputer kita dapat apa? Hmmmm tampaknya di pemikirannya saat kita memberi kita mendapatkan, langsung si mami cerita panjang kali lebar. Intinya, kita diberkati untuk jadi berkat. Berkat/rejeki tidak akan pernah tertukar/salah alamat, semua sesuai porsinya, kita kejar belum tentu dapat. Yang terpenting adalah usaha keras dan berdoa.
Wisma Myriam adalah asrama putri di daerah Kepanjen, Malang milik yayasan Santa Perawan Maria, sama dengan yayasan di mana saya bersekolah dari TK-SMU. Asrama ini menampung juga beberapa anak SMP-SMU yang putus sekolah karena masalah biaya, anak-anak yang ingin sekolah ditawarkan sekolah sampai SMU dan setelah lulus mereka bisa kembali ke kampung halaman, biaya ditanggung yayasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar