Jumat, 05 September 2014

Hectic August

Akhir agustus yang lalu adalah masa yang cukup berat untuk kami sekeluarga. Eko kedatangan tamu dari Jakarta sehingga harus pergi pagi dan pulang malam, otomatis saya jadi lebih sering mengantar dan menjemput Felix dan malam hari bersama Felix sampai dia tidur. Selain ada tamu dari Jakarta, Eko juga sedang sibuk dengan pekerjaan tambahan sebagai agent properti yang sedang gencar dipromosikan via berbagai media massa, otomatis kegiatan bertambah. 

Satu sisi saya sangat bahagia bisa menghabiskan lebih banyak waktu menemani Felix, terutama bagian menidurkan. Memandang Felix tidur pulas di samping saya, memandang wajahnya yang bulat dan polos memberi ketenangan dan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Seringkali terngiang di kepala saya, bahwa ini bayi yang dulu saya timang dan beri ASI, sekarang sudah mulai besar dengan berbagai tingkah lakunya yang lucu dari rengekan manjanya, rayuannya, tawanya, jadi terngiang berapa lama lagi saya masih bisa menemaninya tidur seperti ini. Toh Felix pasti akan beranjak besar dan dewasa dan akan mulai mandiri tentunya dia akan belajar untuk lebih mandiri dan tidur sendiri. Rasanya ingin sekali menikmati waktu-waktu bersamanya seperti para ibu rumah tangga yang lain, sedangkan saya bekerja setiap hari, waktu perjumpaan saya dengan Felix hanya maksimal 1,5 jam di pagi hari, itupun saya sibuk dengan acara memasak, sedangkan Felix lebih banyak persiapan dengan papinya dan malam hari maksimal 3 jam dan lagi-lagi Felix lebih banyak waktu bersama papinya sedangkan saya beres-beres rumah.

Hati kecil saya sebenarnya menangis karena sedikit sekali waktu yang saya berikan untuk Felix,sehingga  saya seringkali menunda beres-beres demi untuk bermain bersama Felix dan saya kembali bekerja hingga tengah malam setelah Felix terlelap. Otomatis badan jadi capekkkkk setiap harinya.

Kembali ke akhir agustus, karena banyak waktu kami yang terpakai untuk berbagai kegiatan kami, kami sepakat bahwa jumat malam, tgl 29 agustus kami akan makan sushi dengan voucher makan yang sudah kami beli lalu kami mau ke food festival karena banyak sekali permainan untuk anak di sana, kami ingin ajak Felix main bersama mengganti beberapa hari yang kami sibuk sekali. Saya sengaja pulang ontime dari kantor, menyiapkan semua perlengkapan Felix termasuk memberi makan momo, lalu langsung jemput Felix lebih awal. Ternyata hari itu Felix hanya tidur satu kali sehingga dia ngantuk dan agak rewel selama kami makan dan di Food Fest.

Sesampai di Food Fest waktu liat Trampolin si Felix tertarik lalu langsung saja saya belikan tiketnya. Tapi karena ini adalah pengalaman pertamanya Felix agak takut-takut. Lucu sekali melihat ekspresinya yang menikmati loncatan sambil takut jatuh, untungnya pada saat bermain trampolin, ada anak berusia 4 tahunan yang bermain di sebelah sehingga Felix melihat betapa asiknya loncat-loncat sambil sedikit-sedikit ditiru dengan rasa takut. Felix sebenarnya ajak saya ikut loncat, tapi saya ngga PD, kalo trampolinnya jebol bagaimana, malah mencelakakan Felix juga. Jadi saya hanya duduk di tepian saja dan menjaga Felix.

Setelah main trampolin kami naik becak medan, becak berukuran kecil di mana Felix jadi penumpang dan papinya mengayuh sepeda. Saya mencoba kok ngga bisa mengoperasikannya susah mengatur arahnya. Lalu Felix naik komedi putar dan kami pulang.
Anak 1,5 tahun sudah sadar kamera saat saya bawa HP untuk memotretnya, dan sudah suka HP dibalik untuk foto selfie, siapa yang ngajar kalo bukan miss di daycare :)


Sabtunya karena saya masuk kerja Felix terpaksa masuk di penitipan. Dan lagi-lagi papinya sedang urus kegiatan properti, saya menjahit baju untuk persiapan pernikahan adik saya dan belanja di supermarket sampai-sampai terlambat menjemput Felix.

Perjalanan pulang dari daycare kami ke Jemursari untuk antar paket ke Jawa Tengah lalu waktu perjalanan pulang ke rumah kami buka permen lolipop yang sudah ada sejak saya masih kecil, walau rasanya jauh berbeda (menurut saya enak pada jaman dulu). Dan ini adalah pertama kali Felix makan permen. Awalnya dia bingung bagaimana cara makannya, tapi karena diberi contoh papinya dia akhirnya bisa makan permennya walaupun ludahnya menetes terus. Lucunya lagi Felix berulang kali bilang “enak enak” sambil permennya diangkat dan tertawa terpingkal. Betapa saya menikmati waktu itu. Karena saya tidak mau Felix makan permen terlalu banyak saya minta dulang, “mami tidak punya permen, minta dong”, Felix awalnya sodorkan permen ke saya tapi ditarik lagi sambil ketawa, rada ngece saya. Anak berusia 1,5 tatun sudah ada usilnya ya.
Gaya Felix waktu makan permen lolipop

Sampai di rumah mandi dan makan, sampai tiba-tiba malam hari Felix muntah-muntah, apa yang dimakan semua keluar dan itu berlanjut sampai hari minggu, bahkan di hari minggu sudah tidak nafsu makan. Sore harinya kondisinya semakin parah, badannya lemas tidak bertenaga, kasian sekali dan muntahnya sudah bercampur dengan asam lambung sehingga berwarna kuning kehijauan. Awalnya saya mau bawa ke RS untuk rawat inap tapi akhirnya kami coba ke DSA yag cukup tenar di tempat kami. Dan setelah diberi obat langsung segar si Felix dan mau makan. Senangnya hati saya, rasanya membayangkan Felix di RS dan diinfus sudah mau menangis hati ini, dokter memberi tahu bila masih muntah langsung rawat inap karena harus infus. Felix ada luka di ususnya yang diperkirakan karena sanitasi yang kurang baik dan Felix sementara waktu tidak boleh minum susu.

Memang beberapa kali bila pencernaan Felix bermasalah tidak boleh mengkonsumsi susu sapi, karena susu sapi kurang cocok untuk pencernaan yang sedang bermasalah karena justru malah akan menyebabkan iritasi di saluran cerna anak. Jadi bila mengalami masalah yang sama sementara stop dulu konsumsi susunya, dan bisa diganti cairan lain, seperti air gula,  teh, dll.

Dari kejadian seminggu yang super sibuk di akhir agustus banyak sekali yang saya pelajari:
  • ·         Waktu bersama anak sangat berharga dan tak tergantikan, seringkali saya sendiri sibuk sendiri dan tidak banyak meluangkan waktu untuk bermain bersama, padahal saat bermain bersama saya seharusnya bisa lebih mengenal pribadi Felix, mendidik, dan mengasah perkembangannya.  Walaupun selalu menjadi dilema saat harus pergi bekerja ke kantor atau sibuk di rumah, sehingga seringkali Felix saya ajak memasak atau cuci baju sambil saya beritahu bahwa kelak Felix juga akan bantu mami papinya. Bahkan uang banyakpun tidak dapat menggantikan waktu bersama keluarga. Karena semua ada masanya. Tidak selamanya anak kita tetap jadi anak dan bila saat masih anak-anak kita tidak dekat apalagi saat anak mulai beranjak dewasa di mana lebih banyak waktunya bersama lingkungan sosialnya.
  • ·         Kesehatan anak jadi nomor satu, melihat Felix lemas saja sudah membuat saya deg-degan dan galau luar biasa. Secapek-capeknya saya meladeni Felix bermain dan bercanda lebih baik dari pada melihatnya lemas tak berdaya.
  • ·      Kita harus banyak bersyukur dengan keadaan kita bagaimanapun itu, karena Tuhan sudah menentukan jalan hidup kita. Tugas kita hanya berusaha dan Tuhan yang akan tentukan berapa banyak berkat kita dan semua sesuai dengan waktu yang sudah Tuhan berikan. Saya menyadari bahwa pada saat kami membutuhkan dan berdoa Tuhan menyediakan, tapi bukan berarti Tuhan menjadi mesin ATM.