Kamis, 25 Februari 2016

Halo kota kembang


Karena memang ada keperluan untuk mengurus rumah orang tua di Bekasi dan sambil menengok adik ipar di Bandung yang melahirkan anak ke-2 kami pergi sambil travelling. Kami sudah merencanakan trip ini jauh sebelumnya bahkan sebelum mama mertua meninggal, kami berpikir kami kumpul di Bandung saja saat menjenguk kelahiran, mertua dari parakan, kami dari Surabaya, dan Adik dari Bali. Tapi memang rencana manusia berbeda dengan rencana Allah. Ternyata kami harus pergi sendiri-sendiri dan tidak jadi kumpul di Bandung.

Bila diingat-ingat, karena saya hobby travelling, saya dulu memang pernah bilang, kalo Felix sudah besar bisa tiap bulan bepergian, dan terwujud lho. Kami termasuk keluarga yang cukup sering jalan-jalan, Desember kami ke Parakan, bulan Januari ke Bandung, Februari…. Probolinggo.

Terakhir kami ke Bandung di akhir tahun 2011 untuk pernikahan adik, berarti sudah 4 tahun yang lalu, dan itupun belum sempat jalan-jalan. Dan kali ini memang sedikit diniati untuk jalan-jalan di Bandung, oleh karena itu memang kami siapkan 1 hari untuk jalan-jalan di Lembang. Buat saya ini pertama kalinya ke Lembang, wkwkwkw so saya sangat excited dan cukup menanti trip ini.

Day 1, Kamis, 28.01.2016
Flight kami jam 9.40 karena kami memang tidak ingin terlalu pagi karena menghindari tergesa-gesa karena harus mengurus Felix, namun pada kenyataannya kami sudah tiba di airport jam 8.00 dan pesawat delay 30 menit. Kali ini di pesawat Felix tidak bobo, tidak seperti perjalanan kami tahun lalu ke Bali, bahkan dia cukup menikmati naik pesawat bermain-main dengan meja dan sabuk pengaman, padahal saya sendiri sempat ngeri saat pesawat take off.

Sekitar jam 11.30 kami sudah landing di Bandara Sukarno Hatta, Jakarta, dan sudah dijemput driver yang sudah kami booking. Dan kami langsung meluncur ke Bekasi (seharusnya kami turun di Bandara halim karena lebih dekat ke Bekasi). Kan karena perjalanan jauh dan cukup membosankan Felix tertidur setelah makan banyak roti, tampaknya dia cukup kelaparan, dan Felix makan siang di salah satu mall di Bekasi.

Kami lanjut ke kantor Pajak, ternyata PBB sejak 2013 diurus oleh Dispenda. Setiba di Dispenda, ternyata pelayanan sudah Tutup, dan sekali lagi kami sudah dirancangkan oleh Tuhan untuk bertemu dengan orang yang sangat kooperatif dan sangat membantu kami. Dan kami lanjut ke area perumahan menemui Pak RT dan para tetangga, dan Puji Tuhan mereka masih ingat mami saya dan saya, dan Adi adik saya, padahal terakhir saya ke Bekasi adalah setahun sebelum Papi saya meninggal, sudah lebih dari 20 tahun yang lalu dan tanggapan mereka cukup baik. Kami pinjam dan fotokopi PBB mereka. Karena sudah sore, dan kami sudah capek kami lanjut mencari penginapan (tanpa planning) dan tiba pilihan di Amaris. Kamarnya kecil bahkan saya sempat jatuh dari ranjang karena didesak Felix.

Kami hanya mandi-mandi dan istirahat sebentar lalu lanjut ke area perumahan, tempat rumah orangtua saya. Kami makan malam dekat rumah, makan nasi uduk dan felix makan bubur, puji Tuhan makannya lahap, lapar kali ya. Dan si pedagang nasi uduk langsung menebak kalo kami dari Jawa Timur, medok katanya, wkwkwkwk, si pedagang juga orang Lamongan. Lalu kami mendatangi rumah dan ngobrol dengan pihak yang kontrak. Kami kembali ke hotel sekitar jam 9 malam, puji Tuhan Felix bisa cepat tidur, kasian dia capek sekali.

Day 2, Jumat, 29.01.2016
Kami meninggalkan hotel sekitar jam 9 pagi, dengan ada sedikit tragedy saat sarapan, Felix muntah, mungkin sedikit masuk angin. Kami lanjut trip kami ke Dispenda dan diinfo PBB memang belum terdaftar sehingga harus ke BPN, untuk cek apakah memang ada terdaftar rumahnya, namun kami harus ke kantor kelurahan minta surat keterangan, dan kami langsung meluncur ke kantor kelurahan sambil mengejar waktu sebelum waktu sholat Jumat, Puji Tuhan waktunya pas, kami makan di Grand Mall dan driver bisa sholat. Sebelum ke kantor Kelurahan kami sempatkan ke Notaris yang dulu bantu mami saya, kami sempat ngobrol-ngobrol sebentar sambil minta petunjuk dan Tuhan sudah bukakan jalan kami, notaris baik dan sangat membantu.

Setelah sholat Jumat kami langsung menuju Kantor BPN untuk cek sertifikat dan kami bertemu Notaris yang juga ada urusan, singkat cerita kami memutuskan menggunakan jasanya untuk proses pengecekan Serifikat dan biayanya hanya 300.000 saja, padahal di Notaris sebelumnya dia sampaikan biaya 5 juta, betapa baiknya Tuhan pada kami yang tidak tahu prosedur dan tidak ada kenalan. Lalu kami lanjut ke rumah dan ngobrol sebentar dan lanjut ke Tangerang karena kami menginap di saudara di daerah Ciledug yang jauh sekali dari Bekasi.

Kami sudah diinfo sebaiknya masuk Tol maks jam 3 atau kami akan menghadapi macet, tetapi kami baru masuk tol jam 4 lebih dan sesuai prediksi tol macet dan kami baru tiba di rumah saudara sekitar jam 7 malam, sungguh saya tidak sanggup hidup di Jakarta.

Setelah ngobrol-ngobrol, mandi dan tukar kado kami istirahat karena esok pagi harus lanjut jalan-jalan ke Lembang.

Day 3, Sabtu 30.01.2016
berangkat dari ciledug

Kami berangkat dari Ciledug sekitar jam 5.40 menuju Lembang, awalnya tol masih lengang dan setelah 1 jam perjalanan mulailah padat jalan tolnya. Singkat cerita kami ke 3 lokasi pertama ke Dusun Bambu karena paling dekat dari lokasi kami turun tol. Jujur tempatnya enak, nyaman dan sejuk. Saya memang ingin ke tempat ini karena ada ruang makan yang bentuknya seperti sangkar burung dan banyak diulas di medsos. Kami makan siang dan foto-foto di sini.

Tiket masuknya hanya 15 ribu saja, dan menurut saya ini adalah yang terbaik dari 3 tempat yang saya datangi. Pemandangan nya bagus, ada aliran sungai buatan, sehingga anak kecil bisa seolah-olah sedang keceh (main air) di parit, ada kincir angin dari bamboo, ada kolam buatan untuk naik sampan, dan Felix berani lho, saya aja ngeri.

Lanjut ke Farmhouse, salah satu lokasi yang memang ingin dikunjungi, Farmhouse yang memang masih baru. Karena lokasi yang agak jauh anak-anak tertidur di mobil dan kami turun menunggu anak-anak bangun. Tiket masuknya 20 ribu dan bisa ditukar dengan segelas susu atau sosis bakar. Menurut saya tempatnya lebih menyediakan lokasi untuk foto, tiap sisi menggambarkan kondisi yang berbeda. Dan karena baru, bisa dibayangkan betapa ramainya, dasar saya juga tidak suka suasana yang terlalu ramai jadi saya ingin sekali meninggalkan tempat ini.

Tempatnya menarik untuk orang-orang yang suka foto, banyak bunga termasuk bunga anggrek dan saya suka sekali memandangnya, sayang sekali terlalu ramai sehingga saya kurang minat untuk foto-foto. Sebenarnya tempatnya lumayan lengkap ada taman bunga, beberapa hewan: ada kandang kambing, istana kelinci dan kandang ayam. Anak-anak dan para ABG alay suka banget foto dengan kambing and of course dengan baju yang disewa dengan gaya eropa, mungkin mereka tidak pernah melihat kambing sebelumnya, sedangkan saya sudah ilfill melihatnya. Felix dan Vita suka sekali memberi makan kelinci di istana nya.

Yang menjadi icon Farmhouse adalah rumah hobit dank arena malas antri kami foto dari sisi yang lain. Daripada harus ke Australia untuk foto di rumah hobit di Lembang aja.

Kami tidak lama di Farmhouse dan langsung menuju Kampung Gajah. Sayang tempatnya kurang  terawat sehingga terlihat kumuh padahal belum terlalu lama. Lokasinya luas dan tiket masuknya pun murah. Karena sudah menjanjikan naik kuda langsung saja ke arena naik kuda hanya 20 ribu dan ini pertama kalinya Felix naik kuda (sebelumnya hanya naik delman dan tidak pernah mau naik kuda, mungkin karena ada teman nya jadi dia lebih berani), ini juga pertama kalinya saya maupun hubby tidak mengikuti ke mana arah perjalanan, biasanya salah satu dari kami selalu menguntit dari belakang, memastikan bahwa semua baik-baik saja, apakah saya yang paranoid.

Lalu kami jalan dan menemukan lembah teletubbies ada banyak lubang untuk keluar masuk. Mainnya gratis dan cukup bisa menikmati anak-anak nya. Lanjut lagi berjalan dan kami menemukan mobil Batman dan Ironman, kalau naik bayar 25 ribu per anak tapi kalo Cuma foto-foto sih boleh aja. Akhirnya Cuma foto-foto dan karena juga ada anak yang mau main sempat berebut di kemudi.


Sambil jalan ketemu dengan karakter minion dan sudah mau foto, biasanya kalo ketemu yang beginian takut. Sambil istirahat dan minum sambil duduk santai menikmati suasana sore yang sejuk. Sebenarnya tempat ini paling enak, karena sepi dan kami bisa menikmati. Lalu kami ke penginapan di Villa Puri Teras. Tempatnya bersih dan pelayanan cukup baik. Kami tidak makan malam hanya menghabiskan bekal yang dibawa dari Jakarta dan makan tahu yang kami beli dan karena capek cepat tidurnya. Dan penginapan tanpa AC karena hawa cukup sejuk. Menurut saya penginapannya OK, pelayanan juga bagus.


Day 4, Minggu 31.01.2016

Bangun tidur sambil packing dan lanjut sarapan, kami meninggalkan hotel dan menuju Bandung, puji Tuhan lancar. Dan yang berbeda adalah, hari minggu di Bandung banyak banget pusat orang kumpul dan jalan pagi di hari minggu sambil olahraga dan kuliner, hanya beberapa tempat yang sedikit ramai karena harus melewati taman atau alun-alun di mana banyak orang berkumpul. Tiba di rumah adik langsung kami turun dan tanpa disangka bertepatan dengan ulang tahun adik ipar saya. Dan saudara dari Jakarta kembali ke Jakarta, sedangkan kami masih di rumah. Mendadak kami memutuskan untuk stay di hotel dekat sana, kami stay di BnB hotel, dan ini adalah hotel paling nyaman selama perjalanan kami. Felix ngga pakai lama langsung tidur dan baru bangun sore jam 6 an itupun kami bangunkan. Tampaknya dia capek sekali. Dan karena hotel menyatu dengan mall kami tidak kesusahan untuk cari makan, tinggal turun dan sampai di mall.

Keesokan harinya kami check out hotel sambil sewa mobil, main di rumah adik dan meninggalkan rumah sekitar jam 3 sore untuk ke Bandara. Flight kami jam 7 malam dan molor 30 menit dan cuaca hujan. Teringat tahun sebelumnya dari Bali malam hari dan cukup seram, tapi kali ini flight pulang kami cukup lancar. Dan kami tiba di Surabaya dengan selamat.

Cita-cita ingin kuliner di Bandung, namun apa daya kami tidak bisa karena waktu yang tidak memungkinkan. Next time kita akan ke Bandung lagi, entah kapan.


Minggu, 14 Februari 2016

Short escape to Trawas

9-10 Januari 2016 yang lalu kami bertiga berlibur ke Trawas. Hmmm sebenarnya bukan dengan sengaja berlibur tetapi hubby sedang ada training bersama tim marketing propertinya. Saya dan junior ikut aja daripada nganggur di rumah sambil menikmati suasana pegunungan dan hutan.

Sabtu pagi jam 9 kami berangkat dari Surabaya, dan hanya kami bertiga, awalnya seharusnya ada 2 orang yang ikut di mobil kami tapi entah mengapa mereka tidak jadi ikut dan sempat sedikit kesasar.
pemandangan langka di surabaya

Sampai di UTC (Ubaya Training Centre) sekitar jam 11 siang. Kesan saya terhadap tempat ini adalah sangat terawat, di mana-mana ada orang menyapu, mencabut rumput dll. Tempatnya bersih dan nyaman.

Jam 12 kami makan siang dan saya berencana menidurkan junior, tapi apa daya dia lebih ingin melihat acara papinya, jadi kami ikut deh ke manapun papinya pergi, jadi pemandu sorakk, termasuk main air. Suka banget kalo main air sampai basah-basah. Lanjut mandi sore hari lalu ada sesi. Karena si jagoan kecil sudah menahan kantuk sesiangan saya ajak di luar sambil saya bernyanyi lagu rohani yang lembut ngga nyampe 5 menit uda bobok, langsung saya bopong ke kamar. Karena baru tidur jam 6 kami kelewatan makan malam jadi junior tidak akan malam, dan malam hari sempat bangun sekitar jam 8 malam cari papi nya.

suasana senja sambil nidurin junior
Saat bangun sedang sesi mengenai peneguhan bahwa kita semua adalah pemenang. Walaupun saya tidak ikut training tetapi sesi ini juga membuat saya terharu, termasuk para ibu-ibu yang hadir. Karena pada saat itu diputarkan video proses terbentuknya embrio hingga menjadi janin dan lahir. Memang setiap manusia ditakdirkan menjadi pemenang, dan tidak ada siapapun yang berhak untuk meredam atau menghambat mimpi kita menjadi kenyataan. Impian atau keinginan kita tidak hanya melulu diukur dari sisi ekonomi atau harta tetapi juga keinginan dalam hal rohani, misal ingin umroh atau ke tanah suci, mendekatkan diri pada Tuhan dll. Dan satu hal yang sangat menyentuh saya statement: “ semua upaya kita dalam proses mewujudkan mimpi kita akan terbayar lunas saat anak atau istri/suami kita tersenyum bahagia”. Ya apalagi yang menjadi penyemangat kita selain keluarga kita sendiri. Bertahan bekerja walau sebenarnya ingin di rumah dan jadi ibu rumah tangga merawat anak tetapi harus bekerja dan juga mengisi waktu luang dengan berdagang, terjaga di tengah malam untuk beres-beres rumah dan melakukan hal lain saat yang lain tidur, namun saat sedikit saja dana terkumpul dan bisa membelikan anak mainan atau sekedar jalan-jalan yang tidak terlalu jauh dan tidak terlalu mahal sudah bisa menutup semua kelelahan dan kejenuhan.
wefie di jembatan gantung

Keesokan harinya hanya ada 2 sesi dan setelah makan pagi kami habiskan jalan-jalan dengan sesama anak yang juga ikut mamanya dan main di jembatan gantung. Felix sangat menikmati berlarian di jbatan gantung, padahal saya merasa geli saat goyang-goyang.

Saya bersyukur saya bisa ikut pergi, mendengarkan sesi-sesinya dan yang pasti melihat Felix berlarian dan menyatu dengan alam, merasakan dan menikmati karya Tuhan, agar kelak dia bisa mensyukuri karya Tuhan dan turut melestarikannya.