Rabu, 28 Desember 2016

Ontbijtkoek

Entah kenapa beberapa hari ini lagi kepingin makan ontbijtkoek, salah satu cake warisan Belanda dengan aroma bumbu spekuk (campuran kayu manis dan rempah lain). Beberapa kali beli di bakery tapi ngga ada yang cocok. Saya mencari ontbijtkoek yang lembut (bukan yang berat) dengan kenari di atasnya. Menurut sejarahnya sih, biasanya orang Belanda makan kue ini untuk menemani minum teh saat pagi atau sore hari. Ini salah satu kue kuno, aroma spekuk kira-kira seperti kukis merk spekulaas.

Dan karena pagi ini tidak ada pesanan dan susah beberapa hari ngga buat cake, ada telur lebih di rumah, bangun pagi, langsung saja memutuskan buat saja, resep dari @tintinrayner, salah satu baker yang saya kagum dengan kegigihannya trial resep, share resep, dan fotonya yang menggugah selera untuk segera dimakan. Dan pagi tadi saya buat dengan sedikit modifikasi di resepnya menjadi sbb:


ONTBIJTKOEK
Bahan-bahan :

  • 6 kuning telur
  • 3 putih telur
  • 100 gram gula aren bubuk/gula semut
  • 30 gram gula pasir
  • 90 gram tepung terigu protein sedang (all purpose flour)
  • 10 gram susu bubuk
  • 1,5 sdt bumbu spekoek (peres/rata)
  • 80 gram margarin/butter, lelehkan
  • Almond slice/kenari untuk taburan
Cara membuat:
  1. Kocok telur, gula aren bubuk, gula pasir hingga mengembang, kental dan berjejak. 
  2. Masukkan campuran tepung terigu, susu bubuk dan bumbu spekoek yang sudah diayak secara bertahap. Aduk rata.Masukkan margarin/butter leleh. Aduk balik hingga merata.
  3. Tuang ke loyang ukuran 22x22 cm tinggi 7cm yang sudah dialas kertas roti dan dioles margarin. Taburi almond/kenari.
  4. Panggang dalam oven suhu 180'C hingga matang (sekitar 30 menit). Test sentuh dan test tusuk. Angkat dan segera keluarkan dari loyang. Dinginkan.
Saya puassss dengan rasa kuenya, tepat seperti harapan saya, dan saya habis 4 potong langsung di pagi hari, lupakan diet untuk hari ini. entah kapan mau trial resep lain. Yang mau coba buat, silahkan, prosesnya cepat dan tidak terlalu susah kok.


The contents of this email (including any attachment) are confidential and privileged and only intended for the recipient(s) addressed above. If you received this email by error, please notify the sender immediately and delete the email (and all attachments) from your mail box without reading, storing and/or disseminating any of its contents (in any form) to any person. If you are not the intended recipient, please be informed that any dissemination, distribution, copying of this message, or any attachment is strictly prohibited.
  ­­  

Senin, 26 Desember 2016

Natal 2016

Setiap orang kristiani selalu merayakan hari Natal sebagai hari kelahiran Yesus, Sang Juruselamat umat manusia. Di mana biasanya keluarga berkumpul dan makan bersama. Karena memang inti natal adalah kebersamaan bersama keluarga untuk saling berbagi cerita.
selagi mau foto bersama saat makan dengan teman kantor

Di keluarga saya memang tidak terbiasa merayakan natal secara berlebihan dengan pesta atau kado yang banyak di bawah pohon natal. Saat natal biasanya kami hanya memasang pohon natal dan makan bersama saja. Tapi jujur, saya merindukan natal di mana keluarga berkumpul dan makan bersama, bukan karena makanan nya, makanan yang enak, mewah tetapi momen kebersamaan itu yang membuat rasa kekeluargaan itu sungguh membahagiakan.

Natal tahun ini natal ke-3 Felix dan sekaligus pertama kalinya dia mengikuti misa malam Natal. Akhir-akhir ini dia sudah bisa mengikuti misa dari awal sampai akhir, good job, karena biasanya dia ikut sekolah minggu atau sekedar minta keluar dari gereja hanya sekedar melepas bosan. Semoga sampai kelak engkau masih ma uterus mengikuti misa dari awal hingga akhir.

Tgl 24 Des 2016 saya sedang jatah libur dan Puji Tuhan ada beberapa pesanan yang harus saya selesaikan. Puji Tuhan ada order masuk, rejeki di hari Natal. Dan sorenya kami pergi misa malam Natal di Paroki Gembala Yang Baik, Surabaya. Karena bosan dan ngantuk dan lapar, tentunya beberapa kali dia bosan, maklum namanya juga anak kecil yang belum genap berusia 4 tahun. Pulang gereja, request makan Pizza, dan mampirlah kita di Pizza Hut. Memang dari pagi sudah minta mami untuk buat Pizza. Dan saat ditanya apa besok tetep mau Pizza, jawabnya iya.
ngga sabar mau makannnn

Pulang Gereja, siap-siap tidur malam setelah seharian beraktivitas, buka handphone dan saya membaca message ada papi salah seorang sahabat yang meninggal dunia, langsung hati saya tidak tenang. Sungguh tidak disangka, dan tepat di malam Natal, di saat yang lai sedang berkumpul bersama keluarga makan malam bersama, ada sahabat saya yang sedang berduka.

Pagi, 25 Des 2016, saya masih malas beranjak dari tempat tidur jadi sambil buka HP dan turun beberapa saat kemudian, saling mengucapkan selamat Natal, saling berpelukan dan cium kening dan langsung buat Pizza. Kali ini saya libatkan Felix, saat adonan sudah kalis, saya minta dia ikut mengadon, membanting adonan. Dan setelah di-proofing selama setengah jam saya ajak lagi Felix untuk menabur isiannya. Secara waktu  memang jadi lebih lama mengerjakannya, tetapi saya mau mengajarkan Felix bahwa untuk mendapatkan sesuatu, kita juga perlu usaha. Hasil akan sesuai dengan usaha kita. Saya ingin dia tumbuh menjadi pribadi yang mandiri dan tidak banyak tergantung pada orang lain.

Dan sorenya, saya makan malam bersama keluarga adik saya, hanya makan malam bersama biasa. Tetapi setidaknya kami masih bisa meluangkan waktu bersama di Natal ini. Walaupun kami tinggal dalam 1 kota tetapi frekuensi bertemunya juga jarang.
Saat malam, saya termenung, setiap Natal punya cerita. Teringat saat saya masih mengandung Felix di malam natal saat makan malam bersama mama dan papa mertua memerima kabar gembira, seorang sahabat yang melahirkan. Natal tahun ini, papi seorang sahabat meninggal. Satu hal yang pasti, Natal buat saya adalah momen untuk berkumpul bersama keluarga, walaupun hanya kami bertiga, sebagai keluarga kecil, tetapi kami bahagia  bisa melalui natal tahun ini dan kami masih menantikan natal-natal di tahun-tahun ke depan, semoga di depan masih banyak Natal yang bisa kami lalui dengan kegembiraan.

foto di depan kesukaannya transformer paling suka dengan Bumblebee di Lenmarc



Minggu, 25 Desember 2016

Kind hearted boy

Minggu sore kemarin, saat papi kerja, mami di rumah dengan Felix. Awal-awal kami memanen pohon mangga di depan rumah, dia bagian tarik. Bila secara pekerjaan, kami memanen jadi lebih lama, tetapi saya memang mau mengajak dia terlibat dalam pekerjaan sehari-hari, agar kelak bisa jadi anak yang mandiri.

Panen mangga mengingatkan saya akan masa kecil saya di Probolinggo yang terkenal sebagai kota mangga. Di rumah saya dulu ada 2 pohon mangga dan tentunya banyak teman yang suka, jadi saat berbuah saya dan teman-teman sering rujakan, tentunya bumbu dari mami saya yang menurut saya koki hebat dan ngga pernah kehabisan akal dalam memasak. Saya salut sama mami saya yang walaupun single parent sejak saya kelas 4 SD, mampu membiayai 2 anak kuliah dengan layak, bekerja, dan mengurus rumah tangga. Saya juga kagum dengan kemampuan memasaknya.

Kenangan masa SMP dan SMA yang menyenangkan bersama teman-teman, semoga kelak Felix juga akan memiliki masa remaja yang menyenangkan bersama teman-temannya.

Ditengah memanen mangga, tiba-tiba dia bilang “kok Yuk meninggal? Sudah tua ya Yuk nya?”. Yuk, panggilan kami pada warnen yang sudah membantu keluarga kami 2 bulan sebelum Felix lahir. Saat papi ke luar kota atau tidak bisa jemput, si Yuk yang biasa bantu saya untuk gendong Felix saat jemput dari daycare. Jadi saat sudah ada kedekatan, entah kenapa dia kangen sama si Yuk, yang sudah 2 bulan lebih tidak masuk karena sakit dan meninggal sekitar 3 minggu yang lalu. Jujur saya kaget dengan statement nya, dia tidak hanya bilang begitu tapi sambil mbrambang (bahasanya, matanya berkaca-kaca sambil menahan tangis). Langsung saja saya taruh alat untuk panen mangga (ditempat saya namanya gurung) dan saya hampiri dan peluk dia.
Perasaan saya campur aduk, bingung juga jelasinnya mengenai konsep orang meninggal pada anak 4 tahun. Semoga dia paham. Saya menyampaikan bahwa semua orang ataupun hewan pasti meninggal, dan itupun artinya Tuhan juga sayang pada yang meninggal. Mungkin dalam hatinya dia kangen sosok Yuk yang biasanya seminggu 3kali ke rumah untuk bantu kerjaan rumah tangga, sekarang semua maminya yang kerjakan dan maminya jadi lebih sering ngomel karena capek. Di sisi lain saya senang juga, karena dia punya perasaan yang lembut hati. Semoga sampai dewasa kelak hatimu tetap lembut.

Tampaknya waktu bergulir cepat sekali, bayi yang dulu saya gendong, sekarang bahkan saya sudah kesulitan untuk menggendongnya. Saat melihatnya tidur, melihat tubuhnya yang sudah tinggi, rasa senang, dan sayang sulit diungkapkan dengan kata-kata, betapa banyak moment yang sudah dilewatkan dalam perkembangan tumbuh kembangnya karena kesibukan bekerja. Kelak engkau akan paham pilihan yang harus diambil mami papimu.