Senin, 20 Oktober 2014

The Wedding day

Akhirnya hari yang dinanti nanti telah tiba, sabtu 18 Oktober yang lalu adik saya menikah.

Adi pacaran selama 4 tahun dan cukup banyak mengalami tantangan dari meninggalnya mami 3 tahun yang lalu, Linda kuliah bahasa selama setahun lebih di China sehingga harus pacaran jarak jauh, perbedaan keyakinan, meninggalnya papa mertuanya, dan masih banyak tantangan lain. Namun dari mereka saya belajar bahwa saat cinta begitu kuat, tantangan seberat apapun akan dapat dilewati bila cinta mau diperjuangkan.  Bahkan saya sendiri hanya pacaran sekitar 2,5 tahun sampai menikah (masih kalah sama Adi ).

Saya memang tidak banyak memiliki peran dalam pernikahan adik saya karena semua mereka persiapkan sendiri. Dari pagi hari saya berangkat make up sekitar jam 4.45 pagi dan sampai hotel sekitar pukul 9 pagi untuk foto persiapan pengantin pria sebelum temu pengantin. Saya kebagian pakaikan rompi untuk adik saya. Pada saat saya memakaikan rompi, saya merasakan bahwa sekarang adik saya sudah dewasa dan akan menjalani hidup berumah tangga bukan lagi adik yang biasa saya ajak main dulu saat masih di Probolinggo. Saya pribadi cukup terkesan dengan juru videonya yang adalah seorang Kristiani, orangnya baik dan ramah, berkat dia yang ramah bisa cukup mencairkan suasana.

Lalu saya tidak ikut acara sampai sore untuk acara tea pai. Siangnya saya menidurkan Felix di lorong hotel dengan selendang. Saya bersyukur mengambil keputusan buka kamar di hotel yang sama dimana acara pesta adik saya diselenggarakan sehingga saya tidak perlu bingung menidurkan di mana.

Saya bersyukur saya masih bisa mencuri-curi waktu untuk mengobrol dengan adik saya sewaktu persiapan sebelum tea pai dan sesudah acara. Saat kita menjadi dewasa dan sudah memiliki kehidupan kita akan sibuk dengan kehidupan kita, mulai dari bekerja setiap hari 8-10 jam per hari, mengurus rumah tangga, memiliki waktu pribadi, dll kita menjadi sangat kekurangan waktu untuk berinteraksi dengan saudara ataupun anggota kluarga yang lain bahkan orang tua kita sendiri.


Singkat cerita yang membuat saya sangat terkesan adalah pada saat acara dimulai dan yang diminta tolong untuk memimpin doa adalah seorang opa yang sering saya lihat di Tumpang yang adalah sahabat mertua adik saya. Kira-kira seperti ini prolognya sebelum doa.

Saya percaya bahwa tidak ada satu halpun yang terjadi dengan sengaja di dunia ini, tetapi semua sudah dirancang oleh Tuhan yang Maha Kuasa. Termasuk pernikahan Adi dan Linda. Saya terkejut saat melihat keponakan saya Mei Ling (ternyata adalah anak tertua dari saudara tertua mami yang meikah dengan keponakan sang opa), bahkan sang opa mengenal mami saya. Bulan Oktober adalah bulan Maria, dan nama mami saya adalah Maria dan Adi menikah di bulan Oktober. Mami memang sudah meninggal namun doanya tetap dipanjatkan pada Tuhan untuk Adi sampai acara pernikahan boleh terjadi dan juga papa Linda yang sudah meninggal juga pasti turut mendoakan.

Seandainya saya tidak berdiri di panggung pasti saya sudah berderai air mata, saya yakin Adi juga teringat mami, karena Adi sangat menyayangi mami dan dia sangat terpukul dengan kejadian meninggalnya mami Saya sungguh merasa ditampar oleh kata-kata sang opa, betapa saya sudah banyak kehilangan waktu teduh saya untuk Tuhan, saya sibuk dengan berbagai kegiatan saya.

Yang membuat saya terkejut berikutnya adalah doa dilakukan secara Katolik walaupun Adi menikah secara Kong Hu Cu bahkan kami semua mendoakan doa Salam Maria. 

Saya salut pada Adi dan Linda yang bisa memperjuangkan cinta mereka. Semoga kalian berdua bisa langgeng sampai tua dan diberkati dengan anak-anak yang bisa memenuhi rumah kalian dengan canda tawa. Buah perjuangan dan kegigihan kalian membuahkan hasil, Linda bisa memiliki pernikahan sesuai keinginannya, the dreams come true. Bahkan saking sukanya dengan Hello Kitty, tart pengantin ada hiasan Hello Kittynya.

Foto bersama sebelum menghadiri pesta






Minggu, 12 Oktober 2014

Tour de Java

Hehehehe lagi-lagi kami harus ke Jawa Tengah tahun ini, ini adalah perjalanan Felix ke Jawa Tengah yang ke-2 di tahun ini. Di bulan Mei kami ke Jawa Tengah untuk menghadiri pernikahan adik Eko yang paling kecil (Parakan here i come again). Kali ini ada seorang sahabat Eko yang menikah di Semarang dan kami memutuskan pergi mengingat hubungan kami cukup dekat.

Karena di bulan Oktober ini adik saya menikah dan mertua saya diundang, singkat cerita mertua ikut ke Surabaya sejak akhir September saat kami kondangan sampai pernikahan adik saya di pertengahan Oktober sehingga kami jemput ke Parakan, Temanggung baru ke Semarang.

Kami berangkat Jumat malam bersama driver yang mengantar kami beberapa waktu lalu, tapi kali ini perjalanan kami lumayan lama karena banyak sekali truk di sepanjang jalan, perjalanan ke Mojokerto saja butuh waktu 3 jam :(. Perjalanan kami tidak semulus yang kami bayangkan, driver tampaknya ngantuk jadi berhenti 2 kali dan Felix pun ikut terbangun. Kami sekalian saja mengajari Felix kondisi di jalan.

Kami tiba di Parakan hari Sabtu sekitar jam10 pagi, lalu kami istirahat sebentar. Malam harinya kami berkunjung ke rumah beberapa saudara di sana karena lama tidak berjumpa walaupun hanya sebentar saja.

Keesokan harinya setelah pulang gereja kami melanjutkan perjalanan ke Semarang, dan puji Tuhan perjalanan kami ke Semarang lancar. Setiba di Semarang kami mampir sebentar di kos Eko waktu kuliah dulu lalu kami makan dan ke hotel. Hotel sudah kami booking beberapa hari sebelumnya dan hotel sangat strategis (di Jalan Pandanaran sekitar 5 menit jalan kaki ke Simpang Lima), sayang sekali kami tidak punya banyak waktu untuk jalan-jalan di Semarang,

Setiba di hotel kami mandi lalu menidurkan Felix. Felix suka banget tampaknya di hotel naik turun lift sambil pencet dan melihat pemandangan dari ketinggian. Di hotel Felix bisa tidur cukup nyenyak sampai saat dibangunkan untuk kondangan dia marah, Mungkin ini adalah tidur terenaknya beberapa hari terakhir ini.
ini pose tidur Felix yang nyenyak banget

Sepulang dari pesta nikah kami lewat untuk beli lumpia khas Semarang, banyak titipan juga dari teman teman, lalu lanjut beli kue terang bulan (orang Semarang menyebutnya kue Bandung) di jalan Jagalan, yang terkenal terang bulan hitam manisnya (adonannya berwarna coklat, sudah ada sejak lama bahkan sebelum ada yang lain dan isiannya itu tebal banget mantap keju dan coklatnya), tahun lalu tidak sempat beli, akhirnya tahun ini keturutan juga terang bulannya, Yang belum keturutan makan nasi gandul Pati, entah kapan bisa ke Semarang lagi makan nasi gandul Pati.

ini dia terang bulannya, so yummy....

Keesokan harinya, hari senin kami balik ke Surabaya berangkat dari hotel kami ke toko oleh-oleh lalu langsung ke Surabaya. Dan ini adalah perjalanan Semarang - Surabaya terlama yang pernah saya alami, perjalana kami butuh waktu 10 jam (biasanya 5-7 jam), memang sih kami berhenti makan selama 1,5 jam, maklum bawa anak agar Felix bisa lari-lari, ganti baju dll. Kami makan di resto Pringsewu daerah Lasem, tempatnya memang bukan luar biasa bagus tapi lumayan luas, ada mainan anak yang bisa buat Felix kembali in the good mood. Dan kami dapat hadiah ultah lho, karena uang ultah bulan agustus-oktober dapat hadiah dan karena 2 orang yang ultah kami dapat 2 hadiah, 2 gelas es nata de coco dengan sirup melon dan 1 porsi ayam kumbung (ayam dimasak dengan santan berwarna kuning), ya lumayan menurut saya. Yang pasti kami bisa bener-bener istirahat setelah lama di perjalanan. Yang membuat perjalanan kami lama adalah banyaknya perbaikan jalan di sepanjang Pantura, bahkan di Lasem kami sempat berhenti selama 2 jam karena perbaikan jalan, Puji Tuhan kami tiba di rumah sekitar jam 8 malam dengan kondisi capek luar biasa tapi bahagia sekali.

Kapan-kapan bisa tour beneran kalo Felix sudah agak besar.




ini foto Felix saat BT macet di jalan :(