Sabtu, 14 September 2013

Kasih Ibu

Menjadi ibu adalah salah satu pengalaman luar biasa yang dikaruniakan Tuhan pada saya. Anak yang telah lama kami nanti akhirnya lahir dengan lancar dan sehat. Sayapun menikmati cuti 3 bulan yang sungguh tak terasa berlalu begitu cepatnya. Hari demi hari berlalu, minggupun berganti dan bulan pun berganti. Cepat sekali rasanya waktu 3 bulan berlalu, rasanya di sebulan terakhir ingin rasanya waktu tidak berjalan. Tak ingin rasanya meninggalkan Felix di pagi hari untuk bekerja dan pulang di sore hari dengan tenaga yang sudah mulai menipis dan kehilangan moment-moment pertumbuhannya setiap harinya.

Awal hadirnya bayi yang mungil sungguh membawa kebahagiaan tersendiri, apalagi kami menantinya selama 2 tahun lebih. Hari-hari yang kami lalui begitu menyenangkan, walaupun capek namun saya merasa sangat bahagia. Semua pekerjaan rumah dan mengurus Felix kami jalani berdua, seharian saya di rumah dengan Felix, saat malam mulailah baterai saya habis dan gantian papinya yang menjaga Felix, bila lewat tengah malam baru giliran saya lagi yang jaga Felix. Itulah rutinitas kami selama sebulan pertama.

Awal kehadiran Felix di rumah merupakan awal bagaimana saya pertama kalinya merasakan betapa ada seseorang yang sangat tergantung pada saya. Mungkin Tuhan memang mendesain manusia seperti itu agar hubungan anak dan orang tua semakin erat. Beda dengan bayi makhluk Tuhan yang lain, yang setelah lahir rata-rata sudah mandiri.

Tiap jam memberi ASI merupakan perjuangan buat saya karena biasanya saya susah untuk terbangun saat saya sudah terlelap, namun yang sungguh mengherankan adalah tiap kali Felix lapar saya bisa langsung bangun, mungkin ini naluri keibuan, seberapapun capek tubuh ini selalu ada kekuatan extra untuk Felix tercinta.

Sama halnya dengan bayi lain, selama 30-40 hari pertama siklus tidur bayi masih berantakan dan belum menyesuaikan dengan siklus orang dewasa. Memasuki bulan kedua, Felix sudah pintar sekali, bangun pagi hari antara pukul 5 sampai pukul 6.30 pagi setiap harinya. Untuk membiasakannya juga tidak terlalu sulit.

Karena cuti saya 3 bulan, otomatis saya sering kontak dengan Felix. Dari awal sejak dalam kandungan Felix sudah kami biasakan mendengarkan musik, terutama lagu rohani. Juga di hari-hari awal kelahirannya saat sulit tidur, bisa semalaman saya menyanyi lagu rohani walau suara saya ini false wkwkwkwkw. Siang hari saya biasa memghiburnya dengan menyanyi lagu anak-anak dan sedikit joget, ya sedikit seperti orang aneh mungkin buat orang lain yang melihat.

Karena saya jadi sering menyanyi, saya mulai rajin mengingat-ingat lagu anak-anak yang dulu dinyanyikan saat saya masih anak-anak. Salah satu lagu yang saat itu terngiang adalah lagu `KASIH IBU`, kira-kira beginilah teks nya
Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa
Hanya memberi tak harap kembali
Bagai sang surya menyinari dunia

Dan ada satu lagu lagi yang juga teringat di benak saya, salah satu lagu rohani yang populer dan everlasting, yang dinyanyikan oleh penyanyi cilik Nikita dengan suaranya yang khas, judulnya  `di doa ibuku namaku disebut`. Kira-kira beginilah teks nya:

Di waktu ku masih kecil, gembira dan senang
Tiada duka kukenal, tak kunjung mengerang
Di sore hari nan sepi....ibuku bertelut
Sujud berdoa ku dengar namaku disebut

Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku ku dengar, ada namaku disebut

Sering ini kukenang, di masa yang berat
Di kala hidup mendesak dan nyaris ku sesat
Melintas gambar ibuku, sewaktu bertelut
Kembali sayup kudengar.... Namaku disebut

Di sore hari nan sepi... ibuku bertelut
Sujud berdoa ku dengar namaku disebut
Di doa ibuku, namaku disebut
Di doa ibuku dengar ada namaku disebut....
Ada namaku di sebut

Sekarang dia telah pergi ke rumah yang tenang
Namun kasihnya padaku selalu ku kenang
Kulintas gambar ibuku sewaktu berteduh
Kembali sayup kudengar ... namaku disebut..

Entah mengapa walaupun saat itu saya berniat menghibur Felix agar tidak menangis, justru air mata saya jatuh tak tertahankan. Saya langsung teringat mami saya yang sangat luar biasa, menjadi single parent sejak saya kelas 4 SD sampai menguliahkan 2 anak. Pengorbanan dan cinta yang luar biasa yang saya lihat dari mami saya, sungguh saya kagum dan bersyukur punya mami yang luar biasa.

Luar biasanya lagi, saya diberi kesempatan Tuhan untuk menjadi mami untuk Felix. Tentu saja saya mau menjadi yang terbaik untuknya dan akan sangat membahagiakan bila kelak saat Felix dewasa dia juga bisa bangga punya mami seperti saya, sama seperti saya bangga punya ibu seperti mami. Termasuk keputusan saya untuk tetap bekerja demi masa depannya. Dengan segala keterbatasan, saya masih berupaya untuk mencari penghasilan tambahan, jual kue, dll. Walau capek senang rasanya ada uang tambahan yang bisa saya masukkan di dana pendidikannya, rasanya bahagia sekali walaupun bukan jumlah yang banyak. Sungguh pengalaman yang luar biasa menjadi ibu, apalagi saya belajar sendiri mulai dari seluk beluk merawat bayi, kesehatan, dll.

Sungguh kasih orangtua kita adalah kasih tanpa syarat, terutama ibu kita. Jadi selagi ibu kita masih ada luangkan waktu menjenguk nya walau sebentar, sekedar telpon walau capek. Karena kita tak selamanya hidup, jadi kita harus mempergunakan waktu kita sebaik mungkin. Jangan sampai menyesal pada saat dia sudah tiada barulah kita merindukan dan menyesal karena belum balas budi. Bayangkan saja bagaimana dia bangun di malam hari meberi ASI, bangun pagi memyiapkan semua sarapan seisi rumah, bingung saat kita sakit, mengajari mengerjakan PR, belum lagi harus bekerja. Luar biasa bukan pengorbanan untuk cintanya yang tanpa syarat untuk kita anaknya.


So love your mom ya.....




note: ini foto waktu jalan ke Sutos wkwkwkwkw :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar